Cerita
memang menarik disajikan melalui karya ilmiah, sama seperti kisahku yang entah
kemana harus kubawa. Leptop ini ku jadikan sebagai sahabat terbaikku, yang
selalu menemani dan memberikan solusi untuk masalahku, dengan jemari ini ku ukir
tulisanku lewat tintamu, ku ukir tintamu dengan keyboard mungilmu. Makasih buat
leptopku indahku. Dan tidak lupa juga saya ucapat terima kasih banyak kepada
orang tuaku yang memberikan fasilitas yang mumpuni padaku. Love U my Family.
Aku
terkadang marah dengan leptopku karna dia hanya bisa membuat aku kesal. Aku
kesal bukan karna leptopku jelek tapi aku kesal tidak memberikan warna
tersendiri pada leptop yang siap Q remas.
Cerita
yang indah terkadang harus berakhir dengan penyesalan. Inilah kisahku. Tapi
saya tempatkan pada tingkat konstruksi yang paling luar agar aku dapat
melupakannya dengan cepat. Aku bahkan menyalahkan tuhan yang bersikap tidak
adil padaku. Tuhan yang pada dasarnya sayang padaku. Maaf tuhan ini sisi
kekurangan hambamu dibalik penyesalan ini.
Leptop
kenapa kamu jahat padaku, kamu bukan sekedar aku anggap sebagai temanku,
melainkan aku menganggapmu sebagai memori ekternalku yang siap menampung
curhatanku. Semoga untuk yang kedua kalinya engkau tidak membiarkan aku merana
dan ketika melihatmu inspirasiku selalu mekar.
Historical
in memorial tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia. Semakin jauh manusia
melangkah semakin jauh pula cacatan sejarahnya. Dan masa lalu ini bukan sekedar
kita temukan didiri kita melainkan pada binatang sekalipun, contohnya adalah
hal cinta. Binatang sewalapun tidak sama seperti manusia tapi mereka memakai
ingsting untuk meraba dan mengingat. Memorinya tidak sama dengan leptop tapi
sedikit kemiripan dengan memori manusia
pada umumnya. Darwin dalam Konteks Evolusinya menganggap manusia berawal dari
sebuah kera” sewaupun puluhan tahun perdebatkan berkepanjang ini dan sampai
ditolak oleh beberapa filsuf. Tapi secara alamiah dasar karakteristik 50% sama.
Sejauh apapun binatang melangkah tetap kembali pada kandangnya dan sejauh
apapun manusia merayap tetap kembali pada rumahnya. Ini adalah salah satu
kesamaan manusia dengan binatang, tapi sebenarnya banyak kesamaan lainya, ya
aku hanya memberikan gambar secara umum bahwa tingkat kesadaran dan keragaman manusia
dengan binatang sama.
Tingkat
kejenuhanku ketika mengingat masa lalu sangat tinggi, bahkan aku merasa
dibodohi dengan keadaan disekitarku, dikisah – kisahku, dan bahkan aku tidak
jauh beda dengan seekor Naga yang setiap jejak selalu diketahui. Maksudku tidak
ingin menyembunyikan semuanya tapi hanya sekedar tidak memberikan warna lebih
awal. Inilah “Khairul Amar”.
Kisah
cinta selalu menjadi acuan bagi manusia yang notabene, makhluk yang memiliki
tingkat kesadaran yang tinggi. Salah satunya adalah “AKU”. Cinta bisa
membutakan mata batin. disisi lain, cinta bisa menjadi tumpuan semangat, menumbuhkan
inspirasi, dan innovative bagi setiap makhluk yang menjalaninya. Cinta adalah
kesatu paduan antara teori radikalisme
dan humanism sehingga menimbulkan tindakan konspirasi yang pada kondisi
akhirnya muncul tingkat kemajemukan yang tiada tara. “AH LEBAY” tapi inilah
cinta.
Sekian tahun lamannya aku terkungkung dalam dunia cinta, tapi apa gunanya kalau
akhirnya harus seperti ini. Second, detik, menit, jam, hari, bulan bahkan
sampai bertahun – tahun aku merasa bahwa baju yang kusut telah aku beri warna
yang begitu indah dan menawan. Sekarang apalah guna tangan tak sampai untuk
menggapainya.
Tiap
malam aku mengingat masa lalu dan tiap malam juga jemari merajai leptop ini. Maaf
ya leptop aku menghajarmu tampa ampun, tapi aku berjanji akan merawatmu seperti
ibuku merawatku diwaktu sedia kala.
Banyak
hal yang menjadi pelajaran menarik dalam dunia indahku. “disensor”. Seandainya
bulan tahu betapa marana hati ini tampa kehadiranmu lagi, mungkin dia akan
bersedih. Aku sadar tidak selama yang kita junjung dan perjuangkan menjadi hak
kita sepenuhnya. Semoga dilain waktu keindahan akan berpihak pada orang – orang
setia termasuk “AKU”. Haha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar